Diduga Basi, Ratusan Siswa di Jember Tolak MBG, Pengelola Dapur Angkat Bicara

26 - Sep - 2025, 03:10

Nur Fadli guru SDN Bintoro 05 saat menunjukkan makanan MBG

JATIMTIMES - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Jember, khususnya di Kecamatan Patrang, Jumat (26/9/2025) menimbulkan permasalahan. 

Ratusan siswa dari 4 lembaga sekolah, yakni SD Negeri Bintoro 5, SD Bintoro 2, SMP Negeri 15 dan TK Dharma Wanita Bintoro 02., enggan menerima dan memakan MBG yang dibagikan di sekolah tersebut, karena tercium bau aneh dan diduga MBG yang dibagikan sudah basi.

Baca Juga : Tak Ingin Peristiwa Buruk MBG Terjadi di Kota Malang, Dewan Ingin Ada Pengawasan

Mengetahui hal ini, sontak guru-guru di lembaga sekolah tersebut langsung melakukan tindakan dengan mengamankan MBG, untuk tidak dimakan oleh siswa, bahkan kejadian ini oleh beberapa guru direkam untuk dijadikan bukti.

"Tadi anak-anak tidak mau makan dari MBG, katanya bau, kamipun langsung melakukan pengecekan, dan memang tercium seperti basi, karena kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kami langsung mengamankan makanan tersebut,” ujar Nur Fadli salah satu Guru SDN Bintoro 05.

Fadli menambahkan, untuk lembaganya, pada MBG ini mendapatkan jatah 181 porsi makanan, pihaknya pun meminta kepada pengelola dapur MBG untuk bertanggung jawab, meski pihaknya sudah melakukan antisipasi mencegah kemungkinan terjadinya keracunan.

"Tolong kepada ahli gizi ataupun yang ngajakan MBG untuk Patrang jangan main-main kalau makanan untuk anak-anak. Padahal, sudah basi ini tidak layak. Mabuk (keracunan) kalau dimakan," serunya. 

Menurut Fadli, asal-usul makanan dari dapur MBG yang dikelola yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan (TPA) dengan penanggung jawab Achmad Sudiyono. 

Berkali-kali dihubungi, Achmad tidak menjawab walau nomor teleponnya dalam kondisi aktif. Pesan konfirmasi yang dikirim kepadanya pun tidak dibalas. 

Dapur MBG yayasan TPA merupakan yang pertama berdiri di Jember. Saat peresmian dihadiri langsung oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait. 

Setiap hari dapur tersebut menyajikan sekitar 3.600 porsi makanan yang di distribusikan ke 22 lembaga, anak-anak balita, dan ibu-ibu hamil. 

Salah seorang pengelola dapur MBG yayasan TPA, Widi Prasetyo meminta waktu pihaknya untuk menyiapkan bahan untuk menjelaskan. Sehingga, ada perimbangan informasi. 

"Saya sendiri tidak kompeten untuk mengklarifikasi masalah ini. Karena berkaitan dengan makanan akan dijelaskan oleh ahli gizi kami. Sekarang waktunya mepet dengan waktu salat Jumat. Setelah salat Jumat nanti ya penjelasannya," katanya.

Baca Juga : Langsung Pantau di Lapangan, Kemenham Jatim Kawal Tiga Program Presiden Prabowo tentang Sekoper Gizi

Menyikapi hal ini H. Ahmad Sudiono selaku penanggung jawab MBG di Kecamatan Patrang, memberikan klarifikasi. 

Kepada sejumlah wartawan, mantan Kadispenduk Jember tersebut menyampaikan, bahwa makanan yang dibagikan kepada sekolah, tidak basi dan masih layak untuk dimakan. 

Adanya aroma seperti basi pada MBG yang dibagikan ke sekolah-sekolah, dikarenakan menu yang dibagikan, adalah menu spaghetti dan juga sayur salad yang didalamnya ada cuka. 

"Itu tidak basi, namanya menu spaghetti, kami mengelolanya menggunakan cuka, mungkin aroma cuka itu yang anggap basi," ujar Ahmad Sudiono. 

Ahmad Sudiono juga berdalih, bahwa menu spaghetti tersebut, merupakan menu kekinian yang akan disukai oleh anak-anak, namun rupanya, dilapangan berbeda dengan yang diharapkan. 

"Nanti kami akan memberikan edukasi bersama ahli gizi ke sekolah-sekolah, dan kami juga berharap, agar guru ikut memberikan edukasi kepada murid-muridnya," ujarnya. 

Bahkan dihadapan sejumlah wartawan, Ahmad Sudiono melakukan uji makanan, dengan memakan MBG yang katanya basi, dan drinya tidak merasakan mual. "Ini saya praktekkan, dan enak, kalau ada bau kecut, itu karena memakai cuka," pungkasnya. (*)