Update Sementara Evakuasi Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: 5 Santri Tewas, 59 Diduga Masih Terjebak

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy

02 - Oct - 2025, 10:49

Bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh pada Senin (29/9/2025). (Foto: Twitter)

JATIMTIMES - Proses evakuasi reruntuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung hingga Kamis (2/10/2025). Musala tiga lantai yang roboh saat santri melaksanakan salat Asar pada Senin (29/9/2025) sore menelan korban jiwa.

Hingga Rabu (1/10/2025) malam, total 108 orang berhasil dievakuasi, terdiri dari 103 selamat dan 5 meninggal dunia. Namun, berdasarkan data absensi ponpes dan laporan keluarga, masih ada 59 orang diduga terjebak di bawah reruntuhan.

Baca Juga : Takziah Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Wali Kota Surabaya Peluk Erat Ayah Almarhum

Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebutkan, evakuasi pada Rabu (1/10/2025) berhasil menemukan tujuh korban. "Dan hari ini (red, kemarin) kami mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia," kata Yudhi, Kamis (2/10/2025). 

Lima santri yang selamat adalah Syehlendra Haical Raka Aditya, Muhammad Wahyudi, Al Fatih, Taufan Saputra Dewa, dan Saiful Rozi. Para korban kini dirawat di RS Notopuro Sidoarjo.

Sementara dua korban meninggal yang ditemukan belum teridentifikasi. Identitas korban masih menunggu pemeriksaan tim DVI.

Tiga korban meninggal sebelumnya telah terdata, yakni Maulana Affan Ibrahimafic (15) dan Mochammad Mashudul Haq (14) asal Surabaya, serta Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung.

Adapun terkini, tim SAR berpacu dengan waktu emas atau golden time 72 jam sejak insiden terjadi. Golden time adalah periode penting di mana korban masih bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum selama tiga hari. 

Dengan perhitungan tersebut, waktu pencarian efektif hanya tersisa hingga hari ini Kamis (2/10/2025) pukul 15.00 WIB.

Namun, penggunaan alat berat masih sangat terbatas. Struktur bangunan yang ambruk dinilai rapuh dan berpotensi longsor jika terguncang. Apabila dipaksakan, dikhawatirkan justru mengancam nyawa. 

Jika tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan, pemerintah bersama Basarnas akan bermusyawarah dengan keluarga korban sebelum melanjutkan evakuasi menggunakan alat berat.

Baca Juga : Terjadi 649 Gempa di Jatim Pada Periode September

Kepala Basarnas Mohammad Syafii meminta masyarakat untuk tidak mendekati lokasi reruntuhan demi kelancaran evakuasi. “Bukan berarti kami tidak ingin masyarakat atau media melihat langsung, tetapi karena kami sedang menggunakan teknologi pendeteksi korban hidup, maka area harus clear agar alat dapat bekerja optimal,” ujarnya.

Struktur bangunan Ponpes Al Khoziny diketahui runtuh dengan pola pancake collapse, yakni tumpukan beton saling menindih. Kondisi ini membuat pencarian sangat berisiko. 

Basarnas juga telah mengerahkan 379 personel dari 65 instansi dengan dukungan teknologi seperti drone thermal, detektor suhu tubuh, hingga sensor pencarian berbasis digital.

Sejak Kamis (2/10/2025) pagi, sterilisasi area mulai dilakukan. Garis pembatas dipasang sejauh 50 meter dari lokasi reruntuhan. Mobil crane biru juga telah masuk ke area ponpes melalui pintu timur, sementara petugas TNI, Polri, Basarnas, dan relawan bersiaga di sekitar lokasi.

Seperti diketahui, bangunan yang runtuh terdiri dari lantai dasar sebagai musala, lantai dua ruang diskusi, dan atap lantai tiga yang menimpa para santri saat salat berjamaah.