Rektor UIN Malang Ajak Civitas Akademika Bangun Kemandirian Kampus Lewat Wakaf Beasiswa
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Nurlayla Ratri
26 - Oct - 2025, 02:03
JATIMTIMES - Di tengah suasana wisuda yang penuh haru, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Sabtu, (25/10/2025), Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., menyerukan ajakan yang menggugah: membangun kemandirian perguruan tinggi Islam melalui optimalisasi dana wakaf. Baginya, wakaf bukan sekadar ibadah, melainkan investasi sosial yang akan menopang masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
“UIN Malang harus kuat dari sisi pendanaannya. Kami tidak pernah meminta sumbangan apa pun dari mahasiswa. Kami ingin berdiri di atas kaki sendiri, dan wakaf adalah jalannya,” tutur Prof. Ilfi.
Baca Juga : Kota Blitar SAE: 2,5 Bulan Berjalan, Koperasi Merah Putih Sukorejo Tuai Apresiasi Wamenkop RI
Rektor perempuan pertama di kampus berlogo Ulul Albab itu menegaskan, penguatan wakaf uang (cash waqf) bisa menjadi pilar utama pendanaan pendidikan, meniru model filantropi kampus dunia. Ia menyebut Universitas Al-Azhar di Mesir dan Al-Qarawiyyin di Maroko sebagai contoh konkret betapa dana wakaf mampu membebaskan mahasiswa dari beban biaya kuliah. “Al-Azhar kaya dengan dana wakafnya. Semua mahasiswanya mendapat beasiswa, dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Dalam orasinya yang bernuansa spiritual dan penuh semangat, Prof. Ilfi menyinggung universitas-universitas besar dunia yang sudah lebih dulu mandiri lewat endowment fund atau dana abadi.
Dijelaskannya, nada suaranya kala itu menggema sebagai ajakan sekaligus refleksi moral: bahwa umat Islam tak boleh hanya bangga pada spiritualitas, tetapi juga harus berdaya secara ekonomi.
Lebih lanjut dijelaskannya, Harvard University memiliki dana wakaf sebesar Rp 857 triliun, sementara Yale University mencapai Rp 683 triliun. Bahkan, kampus non-Islam di Indonesia seperti IPB University telah mengelola wakaf senilai Rp 100 miliar, dan Universitas Brawijaya memiliki puluhan miliar.
“Lalu bagaimana dengan UIN Malang, kampus Islam dengan mahasiswa, orang tua, dan alumni yang semuanya muslim? Dana wakaf kita masih minim,” ujarnya tegas.
Seruan Prof. Ilfi bertepatan dengan Dies Maulidiyah ke-64 UIN Malang, momen yang ia sebut sebagai titik awal kebangkitan wakaf kampus. Ia mengajak seluruh civitas akademika, alumni, dan orang tua mahasiswa untuk mulai berwakaf secara digital. Setiap mahasiswa akan tercatat berdasarkan fakultas dan nominal wakaf yang diberikan, sekecil apa pun nilainya.
“Saya ingin 10 tahun ke depan, dana wakaf UIN Malang bisa memberikan beasiswa bagi seluruh mahasiswa. Hasil investasinya yang akan dimanfaatkan, bukan pokoknya. Hadiah itu akan abadi, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” tutur Prof. Ilfi.
Ia pun menutup dengan refleksi Al-Qur’an yang menjadi napas dari seluruh gerakan filantropi ini. Membacakan surat Ali Imran ayat 91, Prof. Ilfi menegaskan, “Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan kalau tidak menginfakkan harta yang kalian cintai. Kebaikan itu bisa dimulai kapan saja. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik.”
Baca Juga : Ngaji Bareng Tiga Gus: Kota Blitar Meneguhkan Spirit Kebangsaan di Puncak Festival Santri 2025
Di bagian lain pidatonya, Prof. Ilfi juga menyinggung pentingnya lingkungan pendidikan yang baik dalam membentuk karakter mahasiswa. Ia mengaitkannya dengan sistem Ma’had UIN Malang, asrama wajib selama satu tahun bagi mahasiswa baru, yang disebutnya sebagai benteng moral kampus.
“Ma’had adalah tempat membangun akhlak. Kami tidak menerima mahasiswa lebih dari kuota Ma’had karena kami menjaga kualitas. Lingkungan yang baik melahirkan karakter yang kuat,” ujarnya.
Ia bahkan sempat menuturkan kisah alegoris seekor anak burung yang tumbuh di kandang ayam, tak pernah belajar terbang karena lingkungannya salah. “Lingkungan bisa membuat kita jaya, atau justru membatasi terbang,” katanya sambil tersenyum.
Bagi Prof. Ilfi, doa dan tindakan tak bisa dipisahkan. “Kita mulai hari ini,” ujarnya berulang, menyemangati para wisudawan yang sebagian besar menitikkan air mata haru. Ajakan itu bukan sekadar program kampus, tapi gerakan moral menuju kemandirian umat. “Wakaf abadi dunia akhirat. Mari hadiahkan untuk orang tua kita, untuk masa depan anak-anak kita,” katanya menutup sambutannya.
Dengan semangat itu, UIN Malang tak hanya menyiapkan generasi berilmu dan berakhlak, tapi juga menyiapkan masa depan pendidikan Islam yang mandiri dan berkeadilan, berawal dari langkah kecil bernama wakaf.
