Siswa SD/SMP Bersiap TKA Tahun Depan, Dinas Pendidikan Kota Batu Usulkan Dua Guru Penyusun Soal

JATIMTIMES - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan melaksanakan Tes Kemampuan Akademik atau TKA jenjang SD/SMP pada April 2026 mendatang. Persiapan penyelenggaraan sudah dilakukan lebih dini oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batu. Salah satunya dengan meminta dua guru yang diusulkan menjadi penyusun soal.

Kepala Disdik Kota Batu M Chori menyebut, kedua guru akan menempati posisi yang berbeda. Yakni satu orang sebagai penulis soal dan satu lainnya sebagai validator.

Baca Juga : Jumlah Pekerja Migran Asal Kota Batu Meningkat, Disnaker Catat Sudah 44 Orang Tahun Ini

"Keduanya akan membuat soal pada dua jenjang sekaligus, yakni SD dan SMP. Sebelumnya akan menyusun soal di tingkat kota," ungkap saat ditemui, belum lama ini.

Ia mengatakan, dua mata pelajaran (mapel) yang akan diujikan dalam TKA ialah Matematika dan Bahasa Indonesia. Masing-masing mapel terdiri atas 30 soal yang selanjutnya dikirim ke tingkat provinsi untuk dilakukan validasi dan kurasi bersama kabupaten atau kota yang lain.

Bank soal itu nanti akan dipilih dan digabungkan untuk digunakan untuk seluruh kabupaten atau kota di Jawa Timur. 

"Penyusunan soal nantinya ada arahan dari Kemendikdasmen yang memberi rambu-rambu teknis agar standar tetap sama antarwilayah," sebut Chori.

Dikatakannya, TKA tidak bersifat wajib. Akan tetapi siswa boleh memilih untuk mengikuti ujian atau tidak. Sebab, TKA bukan menjadi salah satu prasyarat penentu kelulusan siswa. Namun, dirinya mengaku tetap rutin sosialisasi kepada sekolah dan siswa untuk mengikuti tes tersebut.

Untuk diketahui, TKA dirancang untuk mengukur kemampuan akademik siswa dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. TKA dilatarbelakangi oleh kebutuhan adanya pelaporan capaian akademik individu murid dari penilaian yang terstandar.

Baca Juga : Diduga Sopir Mengantuk, Truk Bermuatan Pakan Ternak Seruduk Empat Rumah di Jalan Moh Hatta Kota Batu

Tes ini bertujuan untuk memberikan gambaran capaian akademik siswa secara objektif dan adil, serta dapat digunakan sebagai validator rapor untuk menilai kesiapan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Dari hasil tersebut, siswa dapat kembali mengevaluasi kekurangannya dalam mengerjakan soal dan memahami materi. Tujuannya agar lebih giat belajar dan siap menghadapi ujian sekolah dengan nilai lebih memuaskan.

"Selain gratis, juga menguntungkan siswa dapat mengukur kemampuan kompetensinya," imbuh Chori.