JATIMTIMES - R. Djoni Sudjatmoko menargetkan Yayasan Pendidikan Kota Malang yang bermitra dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dapat mendirikan enam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Malang.
Pria yang merupakan Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Kota Malang ini menyampaikan, bahwa pihaknya berkomitmen menyukseskan salah satu program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mendirikan SPPG.
Baca Juga : Dari Hobi Jadi Aksi, Duduk Baca: Gerakan Literasi dari Alun-Alun Malang Ajak Warga Cinta Buku
"Semangat kami itu kan ikut menyukseskan program pemerintah pusat yakni MBG. Karena kami melihat manfaatnya multiplier effect, bukan hanya memberikan, tentunya secara langsung memberikan makan bergizi kepada anak-anak kita, tetapi juga yang sangat besar manfaatnya pergerakan ekonomi," ungkap Djoni kepada JatimTIMES.com, Sabtu (18/10/2025).
Djoni yang memiliki latar belakang sebagai pebisnis kuliner ini menyebutkan, dari target enam SPPG, saat ini terdapat tiga SPPG yang sudah didirikan oleh Yayasan Pendidikan Kota Malang yang berlokasi di beberapa wilayah di Kabupaten Malang dan Kota Malang.
"Untuk SPPG yang sudah berdiri itu ada di wilayah Wajak, Karangploso dan Tumpang. Ke depan untuk tiga SPPG lagi di Lesanpuro, di Wajak satu lagi sama di Donomulyo," beber Djoni.
Pihaknya menyampaikan, keberadaan SPPG untuk menyukseskan Program MBG sangat bermanfaat. Pasalnya, dengan adanya SPPG, para murid dari berbagai jenjang pendidikan dan ibu menyusui, ibu hamil serta balita, semuanya merasakan manfaat Program MBG.
Selain itu, adanya SPPG dalam rangka menyukseskan Program MBG juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Pasalnya, untuk setiap SPPG yang berdiri, setidaknya terdapat 47 relawan yang direkrut oleh pihak Yayasan Pendidikan Kota Malang.
"Petugas itu ada dari BGN tiga orang yakni SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia), akuntan dan ahli gizi. Lalu dari kami selaku mitra ada 47 relawannya itu dari lokal semua. Jadi total ada 50 petugas," jelas Djoni.
Baca Juga : Menteri PKP Tantang Bupati Fawait dan REI Komisariat Jember Wujudkan 10 Ribu Rumah
Lebih lanjut, pihaknya juga menyebut bahwa adanya Program MBG ini juga berdampak pada roda perekonomian masyarakat luas. Djoni mencontohkan ketika dirinya menjual jeruk miliknya dari kebun jeruk di wilayah Wajak berkisar Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilogram. Tetapi saat ini sudah Rp 14.000 per kilogram.
"Teman-teman yang petani pisang di Donomulyo itu juga, tadinya cuma Rp40.000 per tundung itu. Sekarang pertundung itu Rp 160.000 sudah diambil. Ya, artinya sedangkan pergerakan harga di pasar tidak begitu ini, cuma di petani itu yang ada peningkatan harga yang dirasakan manfaatnya langsung oleh petani," ungkap Djoni.
"Jadi ini kan menggerakkan perekonomian. Di ekonomi luar biasa perputaran ini dan menyebar, karena dapur ini kan menyebar, jadi perputaran dana itu tidak ngumpul di kota, tapi juga di desa-desa," pungkas Djoni.