JATIMTIMES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat sebanyak 8.990 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terjadi sejak Januari hingga akhir September 2025. Lonjakan kasus ini menjadi perhatian serius, terutama di tengah perubahan cuaca ekstrem yang melanda beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan ISPA masih menempati daftar 10 besar penyakit terbanyak yang dialami masyarakat. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti batuk, bersin, pilek, hingga tenggorokan gatal atau serik.
Baca Juga : Sempat Jadi Kontroversi: Kanjuruhan Street Race Buat Omzet Pedagang UMKM dan PKL Meningkat 300 Persen
“Yang namanya ISPA itu datang dengan keluhan mulai dari hidung sampai saluran pernapasan atas. Bisa serik, bersin, atau batuk, itu sudah termasuk ISPA,” ujar Husnul.
Berdasarkan data Dinkes, kelompok usia produktif (19–59 tahun) mendominasi jumlah kasus dengan 4.598 kasus, disusul remaja (10–18 tahun) sebanyak 1.618 kasus, lansia (60 tahun ke atas) sebanyak 1.463 kasus, dan anak-anak (5–9 tahun) sebanyak 1.311 kasus.
Meski jumlahnya tergolong tinggi, Husnul memastikan tren kasus ISPA di Kota Malang cenderung stabil tanpa lonjakan tajam setiap bulannya.
Namun, ia mengingatkan masyarakat agar tidak abai terhadap protokol kesehatan sederhana seperti memakai masker, terutama saat berada di ruang publik atau kerumunan. Langkah ini dinilai efektif untuk menekan penyebaran penyakit pernapasan di masa pancaroba.
“Cuaca pagi panas, sore hujan, ini menjadikan tubuh mudah rentan. Kalau tidak ada kegiatan mendesak, sebaiknya di dalam ruangan. Gunakan masker dan biasakan cuci tangan pakai sabun,” imbaunya.
Baca Juga : Power Bank Meledak di Pesawat Air China, Ini Aturan Bawa Power Bank di Kabin
Selain menjaga kebersihan, Husnul juga mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang dan istirahat cukup agar daya tahan tubuh tetap prima menghadapi perubahan cuaca.
Ia menambahkan, meski belum ada laporan kasus Covid-19 baru di Kota Malang, masyarakat perlu tetap waspada. Sebab, gejala lanjutan ISPA seperti demam tinggi atau sesak napas bisa menjadi pintu masuk virus lain, termasuk varian baru Covid-19.
“Virus terus bermutasi. Gejala tambahan dari ISPA bisa saja menjadi awal masuknya virus lain, termasuk Covid-19,” pungkasnya.
