JATIMTIMES - Mayoritas korban yang merupakan siswa hingga guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khalifah, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang diduga keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah pulih. Data kepolisian Polres Malang mengungkapkan, hingga Sabtu (25/10/2025) pagi, hanya ada satu siswa yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Perkembangan penanganan kasus dugaan keracunan MBG tersebut disampaikan oleh Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar. "Satu siswa masih dirawat di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kanjuruhan untuk pemulihan, namun kondisinya telah menunjukkan perkembangan positif, saat ini sudah jauh membaik,” tuturnya, Sabtu (25/10/2025).
Baca Juga : Efisiensi Anggaran, Diskopindag Kota Malang Pastikan 2025 Nihil Pemeliharaan Pasar
Sebagaimana diberitakan, puluhan siswa dan dua guru di MTs Al Khalifah diduga mengalami keracunan, Kamis (23/10/2025). Para siswa hingga guru tersebut mengalami gejala mual, muntah, hingga pusing dan harus dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan setelah diduga menyantap hidangan pada program MBG.
Pada awal penanganan, data kepolisian mengungkapkan, ada sebanyak 27 orang yang mengalami beragam keluhan setelah diduga mengkonsumsi menu MBG. Namun, pada pendataan terbaru, terkonfirmasi total ada 33 siswa dan guru yang sempat menjalani perawatan di berbagai fasilitas kesehatan usai diduga mengalami keracunan.
Sebagai informasi, menu yang disantap para siswa dan guru tersebut terdiri dari ayam goreng, sayuran berupa jagung-wortel, nasi, tahu saus barbeque, hingga buah pisang. Setelah mengalami gejala muntah hingga pusing, beberapa korban tersebut langsung dibawa ke RSUD Kanjuruhan. Di mana, sebagian di antaranya juga dilarikan ke klinik terdekat dari lokasi sekolah mereka untuk mendapatkan penanganan medis.
Pada Sabtu (25/10/2025), terkonfirmasi dari puluhan yang merupakan siswa dan guru tersebut mayoritas telah pulih dan sudah diperkenankan pulang. "Pada pukul 08.40 WIB tadi (Sabtu, 25/10/2025), juga ada satu siswa lainnya yang sebelumnya diobservasi di Klinik Tamba Lara yang juga sudah diperbolehkan pulang dan melanjutkan perawatan di rumah," ujar Bambang.
Di sisi lain, kejadian dugaan keracunan MBG tersebut hingga kini juga sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak terkait. Beberapa sampel yang diambil pihak kepolisian saat ini juga sedang diuji lebih lanjut di laboratorium.
Pada serangkaian penyelidikan tersebut, polisi juga menelusuri pihak penyedia MBG kepada para terduga korban keracunan tersebut. Diketahui, penyedia MBG yang disantap para siswa dan guru tersebut berasal dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
"Tim Satreskrim Polres Malang juga telah meminta keterangan dari pihak terkait untuk memastikan penyebab dan prosedur distribusi makanan bergizi tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga : Wabup Lathifah Soroti Pemenuhan Fasilitas untuk Dukung Pelaksanaan Program Sekolah Unggulan
Saat ini, operasional dapur penyedia makan bergizi gratis pada SPPG di Desa Mangunrejo tersebut juga telah dihentikan sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Penghentian operasional secara sementara oleh BGN tersebut dilakukan untuk kepentingan investigasi hingga evaluasi.
"Operasional dihentikan sementara oleh BGN hingga hasil pemeriksaan uji laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) keluar. Penghentian sementara juga sekaligus untuk penyempurnaan SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai standar BGN,” terangnya.
Polisi memastikan penyelidikan kasus dugaan keracunan MBG tersebut masih terus berproses. Penanganan kasus tersebut juga terus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
"Masih dalam proses penyelidikan. Kami menunggu hasil uji laboratorium dari Dinkes dan BPOM untuk memastikan penyebabnya,” pungkasnya.
