JATIMTIMES - Dalam tradisi Islam, setelah prosesi pemakaman selesai, para pelayat sering kali menaburkan tanah ke atas makam sebanyak tiga kali. Saat melakukan ini, dianjurkan untuk mendoakan jenazah serta mengambil pelajaran dari peristiwa kematian.
Tindakan ini juga pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika beliau memakamkan putrinya, Umi Kulsum. Saat itu, Nabi membaca ayat dari Surah Thaha ayat 55:
مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى
Artinya: "Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung, KH Sujadi, menjelaskan tata cara menaburkan tanah ke makam sambil membaca ayat ini:
• Pada taburan pertama, bacalah:
مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ
• Saat menaburkan tanah kedua, lanjutkan dengan membaca:
وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ
• Pada taburan terakhir, bacalah:
وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى
Selain itu, disunnahkan juga membawa bunga atau dedaunan yang masih segar, seperti pelepah kurma, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Hal ini bertujuan agar kubur tetap sejuk serta sebagai wujud kasih sayang kepada jenazah. Dengan melakukan ini, harapannya Allah menerima segala amal ibadahnya dan mengampuni dosa-dosanya.
KH Sujadi, yang juga pengasuh Pesantren Nurul Ummah Pagelaran, mengingatkan bahwa prosesi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Momen sujud dalam salat juga menjadi simbol ketundukan kepada Allah, di mana kepala manusia bersentuhan langsung dengan tanah.
"Kita bisa merenungkan bahwa suatu saat nanti kita akan kembali ke tanah. Sikap sujud dalam salat juga mengajarkan kita untuk merendahkan diri di hadapan Allah dengan meletakkan kepala sejajar dengan kaki," jelas Sujadi, sebagaimana dilansir dari NU Online, Sabtu (22/3/2025).
Untuk terus mengingat asal penciptaan manusia dari tanah, KH Sujadi menyarankan agar ayat ini dituliskan dalam bentuk kaligrafi dan ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat di rumah. "Dengan begitu, kita bisa selalu mengingat dan membaca ayat ini," pungkas KH Sujadi.